Senin, 15 November 2010

Manajemen Perubahan

UJIAN TENGAH SEMESTER


Mata Kuliah : Manajemen perubahan
Prodi / Smt : Magister AP/1
Dosen : 1. Dr. Usman Radiana
2. Dr. Aswandi

1. Buatlah Jurnal Organisasi dan Manajemen Perubahan Pendidikan
a. Nama Penulis
b. Kata Kunci
c. Abstrak
d. Pendahuluan
e. Tinjauan Pustaka (Teori)
f. Metodelogi Penelitian
g. Analisis Data
h. Kesimpulan
i. Referensi
2. Buatlah Analisis Swot Tentang Organisasi dan Manajemen di Tempat Kerja

===== &&&&=====













JAWAB.
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUBAHAN PENDIDIKAN
IKHSAN.SE
KATA KUNCI
Organisasi, manajemen Perubahan Pendidikan
ABSTRAK
OTENG SUTISNA ( 1989 : 205)
Organisasi adalah kegiatan menyusun struktur dan mebentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama.
ATCHISON dan WINSTON W. HILL ( 1978: 43)
“Management Today “ An organization is a system of cooperative human activities HADARI NAWAWI ( 1982:24 )
Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama
Drucker (1985)
menyebutkan beberapa sumber pembaruan suatu organisasi dapat berasal dari : the unexpected, the incongruity, innovation based on process need, changes in industry structure or market structure, demographics, changes in perception mood and meening, and new knowledge.[1] Dari sumber utama tuntutan pembaruan organisasi menurut Drucker tersebut, maka sumber perubahan lembaga pendidikan tinggi dapat berasal dari kondisi yang tidak diharapkan, munculnya ketidakwajaran, inovasi yang berdasarkan kebutuhan proses, perubahan struktur industri atau struktur pasar, demografi, perubahan persepsi, suasana dan makna serta pengetahuan baru.
Bagaimana organisasi dan manajemen perubahan Pendidikan mengetahui kapan mereka harus berubah? Tanda-tanda apa yang harus dicari oleh organisasi? Meskipun tidak ada jawaban yang benar benar pasti, tanda - tanda yang mengindikasikan kebutuhan akan perubahan ditemukan dengan cara mengawasi kekuatan kekuatan untuk perubahan. Organisasi menghadapi banyak kekuatan untuk perubahan yang berbeda. Kekuatan - kekuatan ini berasal dari sumber eksternal di luar organisasi dan dari sumber internal. Kesadaran akan kekuatan – kekuatan ini dapat membantu para pengambil kebijakan untuk menentukan kapan mereka sebaiknya mempertimbangkan mengimplementasikan organisasi dan manajem kabuen perubahan pendidikan itu harus dilakukan.
Organisasi manajemen perubahan pendidikan ini terjadi dikabupaten sambas, dimana pemerintah kabupaten ingin meningkatkan Mutu dan kualitas pendidik , sehingga akan mengakibatkan meningkatnya juga output yang dihasilkan oleh pendidik.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kuailtas pendidikan. Salah satu indikator kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan NEM siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang SMP yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah yang relatif sangat kecil.
Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan ( sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek, 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri.
Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara TINJAUAN PUSTAKA
Dalam masyarakat yang mengitari organisasi dewasa ini, terdapat banyak isu mengenai perubahan – perubahan dan bagaimana seorang pribadi atau sekolompok orang dalam suatu organisasi mengatasi desakan perubahan yang tidak dapat dielakkan sehingga mereka dapat mempertahankan organisasi mereka agar tetap berlangsung. Meskipun perubahan adalah kenyataan hidup, apabila Pemimpin dalam suatu organisasi pendidikan ingin efektif, mereka tidak lagi dapat membiarkan perubahan itu terjadi sebagaimana adanya. Mereka harus dapat menyusun strategi untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan perubahan. Akan tetapi adakalanya satu – satunya jalan menuju efektifitas dan efesiensi adalah melalui perubahan. Perubahan merupakan salah satu fakta kehidupan dalam perilaku organisasi. Perubahan yang diintroduksi secara tidak tepat, juga dapat menyebabkan timbulnya sikap menentang dan tindakan sabotase.
Mengapa perubahan demikian penting
Lembaga Pendidikan dalam lingkungan yang stabil dan statik , akan merasakan bahwa suatu ketika perubahan perlu dilaksanakan sekalipun hal tersebut hanya meliputi perubahan dalam angkatan kerja. Teknologi teknologi baru terus menerus dikembangkan, dan persaingan harus dihadapi dalam bentuk penawaran penawaran pemasaran dan kebijaksanaan kebijaksanaan penetapan harga baru. Efek perubahan atas organisasi formal sangat besar. Teknologi dan organisasi merupakan dua macam faktor kausal utama dalam pengoperasian suattu lembaga pendidikan. Tindakan mereorganisasi dan memodifikasi dasar dasar teknologikal bukanlah pekerjaan kecil. Tetapi, dampak perubahan atas sistem – sistem individual dan sosial mungkin lebih besar.
Perubahan sebagai suatu proses
Kita dapat menyatakan perubahan sebagai suatu proses yang terdiri dari suatu aktivitas yang berkaitan satu sama lain. Perubahan tidak mungkin terjadi , kecuali hal itu berlangsung melalui manusia. Manusia harus memutuskan diadakannya perubahan, dan mereka harus merencanakan bagaimana perubahan itu akan terjadi, dan organisasi pendidikan yang bersangkutan perlu dimodifikasi, agar mereka dapat mengakomodasi perubahan secara paling efektif, dan setelahnya perlu direkrut dan digantikan anggota anggota organisasi dengan orang orang yang memiliki keterampilan keterampilan baru yang lebih sesuai begitu pula para pendidik yang lama perlu dilatih kembali dengan keterampilan keterampilan baru, dan akhirnya perubahan tersebut harus diupayakan kelangsungannya.
Dikaitkan dengan konsep ‘globalisasi”, maka Michael Hammer dan James Champy menuliskan bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C, yaitu customer, competition, dan change. Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin banyak, dan perubahan menjadi konstan. Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif. Hasan Mustafa, 2001
Pendekatan klasik yang dikemukaan oleh Kurt Lewin mencakup tiga langkah. Pertama : UNFREEZING the status quo, lalu MOVEMENT to the new state, dan ketiga REFREEZING the new change to make it pemanent.
Menurut Hussey, faktor pendorong terjadinya perubahan adalah perubahan teknologi yang terus meningkat, persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global, pelanggan semakin banyak tuntutan, profil demografis negara berubah, privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut dan stakeholders minta lebih banyak nilai.[2] Sedangkan Kreitner dan Kinicki, menyebutkan kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh kekuatan eksternal yang mencakup demographics characteristics, technological advancements, market changes, social and political pressures dan kekuatan internal yang meliputi human resources problems/prospects, managerial behavior/decisions.[3]
METODELOGI PENELITIAN
a. Obyek Penelitian
Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas
b. Lokasi Penelitian
SMP Negeri 3 Selakau Kabupaten Sambas
c. Teknik Pengumpulan Data
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif selain sebagai perencana
sekaligus juga sebagai pelaksanan pengumpul data atau sebagai instrument
(Moeloeng, 1998 : 121).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Tujuan dari observasi adalah dengan mendeskrepsikan seting yang
diamati, tempat kegiatan orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut dan makna apa yang diamati menurut perspektif pengamat (Patton,
1990 : 202).
Menurut Guba dan Lincoln (1981) ada bebearapa alas an mengapa
dalam penelitian kualitatif, pengamatan dimanfaatkan secara optimal,
karena :
a. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung
b. Teknik pengamatan sangat dimungkinkan pengamat melihat dan
mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian seperti
keadaan yang sebenarnya.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi
yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data
lapangan.
d. Pengamatan merupakan jalan terbaik untuk mengecek kepercayaan data.
e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti memahami situasi-situasi
yang rumit dan perilaku yang kompleks.
f. Teknik pengamatan dapat dijadikan alat yang sangat bermanfaat ketika
teknik komunikasi lain tidak dimungkinkan.
Pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara
berperan serta dan yang tidak berperan serta (Moeleong, 1998 : 126). Pada
pengamatan berperan serta, pengamat melakukan dua peran sekaligus, yaitu
sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang
diamati. Sedangkan pengamatan tanpa berperan serta pengamat hanya
melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan antara peneliti yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 1998 :
135).
Patton (1990 ) 135 – 136) mengemukakan pilihan teknik wawancara,
yaitu :
a. Wawancara pembicara informal (the informal conversational interview).
Pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu
sendiri dan sponanitasnya dalam mengajukan pertanyaan. Wawancara
dilakukan pada latar alamiah.
b. Menggunakan petunjuk umum wawancara (the general interview guide
approach). Wawancara dilakukan berdasar pada kerangka dan garis besar
pokok-pokok yang dituangkan dalam pertanyaan disesuaikan dengan
keadaan responden dalam konteks wawancara sebenarnya.
c. Wawancara baku terbuka (the standardized open-ended interview).
Wawancara ini menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Hal ini
dimaksudkan untuk menghilangkan terjadinya bias-bias atau
“kemencengan”.
Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah teknik
pertama dan kedua. Wawancara informal banyak digunakan dengan para user
3. Instrumen pengumpul data
Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, asumsi yang
digunakan dalam memandang realitas adalah bahwa realitas bersifat
menyeluruh ( holistik ), tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabelvariabel,
seperti pada pandangan dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Peneliti mengutamakan pengamatan kejadian apa adanya,
sehingga dalam metode penelitian ini tidak ada pilihan lain selain manusia
sebagai instrument utama penelitian, seperti juga diungkapkan oleh Bodgan
dan Biklen ( 1982 ) bahwa , “the researcher is key instrument”. Bentuk
instrument lain mungkin digunakan dalam penelitian, tetapi unsur manusia
adalah tetap merupakan instrument yang paling utama.
ANALISA DATA
Penelitian kualitatif menekankan pada analisis secara induktif, sehingga
data yang dikumpulkan bukan untuk mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan sebelum penelitian dilakukan, tetapi data dikumpulkan dan
dikelompokkan dalam pola, tema atau kategori untuk selanjutnya ditarik suatu
kesimpulan sementara dengan cermat dan hati-hati.
KESIMPULAN
kesimpulan sementara dirumuskan secepat mungkin menjadi
kesimpulan-kesimpulan yang kokoh,kuat dan mengandung makna sebelum data
tersebut tertumpuk. Kesimpulan tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan
penelitian serta dapat dijadikan sebagai temuan-temuan penelitian yang bermanfaat.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara terus
menerus selama pengumpulan data berlangsung sampai pada akhir penelitian
atau penarikan kesimpulan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui
empat kegiatan utama, yaitu : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.



REFERENSI
Handoko, Hani.2003. Manajemen edisi 2.
Yogyakarta : BPFE-YogyakartaKinicki, Angelo dan Robert Kreitner.2000.Organizational Behavior edisi Indonesia.
Jakarta : Salemba EmpatWinardi, J.2004. Manajemen Perilaku Organisasi.
Jakarta : Prenada Media
ATCHISON dan WINSTON W. HILL ( 1978: 43) dalam bukunya “Management Today “
An organization is a system of cooperative human activities
HADARI NAWAWI ( 1982:24 )
Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama
OTENG SUTISNA ( 1989 : 205)
Organisasi adalah kegiatan menyusun struktur dan mebentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama







Manaj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar